Ilmu Pengetahuan Pengertian Lingkungan

By Sugi Arto

 Lingkungan ialah kombinasi antara kondisi fisik yang meliputi keadaan sumber daya alam s Ilmu Pengetahuan Pengertian Lingkungan
Lingkungan

Pengertian Lingkungan. Lingkungan ialah kombinasi antara kondisi fisik yang meliputi keadaan sumber daya alam menyerupai tanah, air, energi surya, mineral, serta tanaman dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan insan menyerupai keputusan bagaimana memakai lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga sanggup diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar insan dan menghipnotis perkembangan kehidupan manusia.

Lingkungan terbagi 2 yaitu Biotik dan Abiotik sanggup dijelaskan sebagai berikut :
  1. Komponen biotik ialah segala sesuatu yang bernyawa, contohnya binatang, tumbuh-tumbuhan, mikroba, insan dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
  2. Komponen abiotik ialah segala yang tidak bernyawa menyerupai tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi, dan energi.

Ilmu yang mempelajari lingkungan ialah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan ialah cabang dari ilmu biologi.

Berdasarkan segi trofik atau nutrisi, maka komponen biotik dalam ekosistem terdiri atas dua jenis sebagai berikut.
  1. Komponen autotrofik (autotrophic). Kata autotrofik berasal dari kata autos artinya sendiri, dan trophikos artinya menyediakan makanan. Komponen autotrofik, yaitu organisme yang bisa menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri berupa materi organik berasal dari bahan-bahan anorganik dengan sumbangan klorofil dan energi utama berupa radiasi matahari. Oleh sebab itu, organisme yang mengandung klorofil termasuk ke dalam golongan autotrof dan pada umumnya ialah golongan tumbuh-tumbuhan. Pada komponen nutrofik terjadi pengikatan energi radiasi matahari dan sintesis materi anorganik menjadi materi organik kompleks.
  2. Komponen heterotrofik (heterotrofhic). Kata heterotrof berasal dari kata hetero artinya berbeda atau lain, dan trophikos artinya menyediakan makanan. Komponen heterotrofik, yaitu organisme yang hidupnya selalu memanfaatkan materi organik sebagai materi makanannya, sedangkan materi organik yang dimanfaatkan itu disediakan oleh organisme lain. Jadi, komponen heterotrofit memperoleh materi kuliner dari komponen autotrofik, kemudian sebagian anggota komponen ini menguraikan materi organik kompleks ke dalam bentuk materi anorganik yang sederhana dengan demikian, binatang, jamur, jasad renik termasuk ke dalam golongan komponen heterotrofik.

Odum (1993) mengemukakan bahwa semua ekosistem apabila ditinjau dari segi struktur dasarnya terdiri atas empat komponen. Pernyataan yang serupa juga dikemukakan oleh Resosoedarmo dkk. (1986) bahwa ekosistem ditinjau dari segi penyusunnya terdiri atas empat kompoenen, yaitu komponen abiotik, komponen biotik yang meliputi produsen, konsumen, dan pengurai. Masing-masing dari komponen itu diuraikan sebagai berikut:
  • Komponen Abiotik (benda mati atau nonhayati), yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari, dan lain sebagainya yang berupa medium atau substrat untuk berlangsungnya kehidupan. Menurut Setiadi (1983), komponen biotik dari suatu ekosistem sanggup meliputi senyawa dari elemen inorganik contohnya tanah, air, kalsium, oksigen, karbonat, fosfat, dan banyak sekali ikatan senyawa organik. Selain itu, juga ada faktor­faktor fisik yang terlibat contohnya uap air, angin, dan radiasi matahari.
  • Komponen produsen, yaitu organisme autotrofik yang pada umumnya berupa tanaman hijau. Produsen memakai energi radiasi matahari dalam proses fotosintesis, sehingga bisa mengasimilasi CO, dan H20 menghasilkan energi kimia yang tersimpan dalam karbohidrat. Energi kimia inilah bergotong-royong merupakan sumber energi yang kaya senyawa karbon. Dalam proses fotosintesis tersebut, oksigen dikeluarkan oleh tanaman hijau kemudian dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup di dalam proses pemapasan.
  • Komponen konsumen, yaitu organisme heterotrofik contohnya binatang dan insan yang makan organisme lain. Jadi, yang disebut sebagai konsumen ialah semua organisme dalam ekosistem yang memakai hasil sintesis (bahan organik) dari produsen atau dari organisme lainnya. Berdasarkan kategori tersebut, maka yang termasuk konsumen ialah semua jenis binatang dan insan yang terdapat dalam suatu ekosistem. Konsumen sanggup digolongkan ke dalam: konsumen pertama, konsumen kedua, konsumen ketiga, dan mikrokonsumen (Resosoedarmo dkk., 1986; Setiadi, 1983).
  1. Konsumen pertama ialah golongan herbivora, yaitu binatang yang makan tumbuh-tumbuhan hijau. Contoh organisme yang termasuk herbivora ialah serangga, rodensia, kelinci, kijang, sapi, kerbau, kambing, zooplankton, crustaeeae, dan mollusca.
  2. Konsumen kedua ialah golongan karnivora kecil dan omnivora. Karnivora kecil, yaitu binatang yang berukuran badan lebih kecil dari karnivora besar dan memakan binatang lain yang masih hidup, contohnya anjing, kucing, mbah, anjing hutan, burung prenjak, burung jalak, dan burung gagak. Omnivora, yaitu organisme yang memakan herbivora dan tumbuh-tumbuhan, contohnya insan dan burung gereja.
  3. Konsumen ketiga ialah golongan karnivora besar (karnivora tingkat tinggi). Karnivora besar, yaitu binatang yang memakan atau memangsa karnivora kecil, herbivora, maupun omnivora, contohnya singa, harimau, serigala, dan burung rajawali.
  4. Mikrokonsumen ialah tanaman atau binatang yang hidupnya sebagai parasit, scavenger, dan saproba. Parasit tanaman maupun binatang hidupnya bergantung kepada somber kuliner dari inangnya. Sedangkan scavenger dan saproba hidup dengan makan bangkai binatang dan tanaman yang telah mati.
  • Komponen pengurai, yaitu mikroorganisme yang hidupnya bergantung kepada materi organik dari organisme mati (binatang, tumbuhan, dan insan yang telah mati). Mikroorganisme pengurai tersebut pada umumnya terdiri atas kuman dan jamur. Berdasarkan atas tahap dalam proses penguraian materi organik dari organisme mati, maka organisme pengurai terbagi atas dekomposer dan transformer (Setiadi, 1983). Dekomposer, yaitu mikroorganisme yang menyerang bangkai binatang dan sisa tanaman mati, kemudian memecah materi organik kompleks ke dalam ikatan yang lebih sederhana, dan proses dekomposisi itu disebut humifikasi yang menghasilkan humus. Transformer, yaitu mikroorganisme yang meneruskan proses dekomposisi dengan mengubah ikatan organik sederhana ke dalam bentuk materi anorganik yang siap dimanfaatkan lagi oleh produsen (tumbuh-tum­buhan), dan proses dekomposisi itu disebut mineralisasi yang menghasilkan zat hara.

Lingkungan, di Indonesia sering juga disebut "lingkungan hidup". Misalnya dalam Undang-Undang no. 23 tahun 1997 wacana Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi Lingkungan Hidup ialah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan insan serta makhluk hidup lain.A.F.A Pengertian lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar insan atau makhluk hidup yang mempunyai hubungan timbal balik dan kompleks serta saling menghipnotis antara satu komponen dengan komponen lainnya.

Pada suatu lingkungan terdapat dua komponen penting pembentukannya sehingga membuat suatu ekosistem yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup meliputi seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia, tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya. sedangkan komponen abiotik ialah benda-benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yakni meliputi tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebaiganya.

Pengertian lingkungan hidup yang lebih mendalam berdasarkan No 23 tahun 2007 ialah kesatuan ruang dengan semua benda atau kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya ada insan dan segala tingkah lakunya demi melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan insan maupun mahkluk hidup lainnya yang ada di sekitarnya.

Sumber :


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Related Posts

0 komentar:

Post a Comment