Ilmu Pengetahuan Tujuan Marketing

Tujuan Marketing - Menurut Tung Desem Waringin tujuan marketing ialah menukarkan nilai tambah yang ada ke sebanyak mungkin pembeli, sesering mungkin sehingga pembeli untung dan penjual juga untung.

Dalam dunia marketing ada 2 aliran:
  1. Aliran "Mengingatkan".
  2. Aliran "Menawarkan".
Aliran pertama yaitu mengingatkan/Branding/Institutional atau Marketing/Awareness, sering kali membutuhkan biaya iklan sangat besar dan tidak menghasilkan penjualan. Karena awareness/ingat tidak sama dengan penjualan. Kemungkinan orang dengan baik akan keberadaan produk tertentu, tetapi kalau mereka tidak mau membeli produknya, tentu akan sangat merugikan para pengusaha yang telah mengeluarkan ratusan juta bahkan miliaran rupiah untuk suatu iklan yang tidak meningkatkan penjualan. Dan sering kali pedoman ini merupakan Open Marketing di mana biaya marketing tidak sanggup di ukur hasil penjualannya.

Aliran menawarkan/direct respon marketing. Dalam pedoman ini biaya marketing sanggup dibandingkan dengan hasil penjualan. Kegiatan marketing, termasuk iklan, akan selalu diukur hasil penjualannya. Dengan demikian, biaya marketing dikeluarkan secara efektif dan efisien. Aliran ini merupaka close marketing di mana biaya marketing dimana biaya marketing sanggup diukur hasil penjualannya. Yang terbaik dari pedoman Menawarkan ialah biaya marketing sanggup unlimited. kalau kita sanggup mengukur berepa biaya beli customer dan berapa laba per customer. 

 tujuan marketing ialah menukarkan nilai tambah yang ada ke sebanyak mungkin pembeli Ilmu Pengetahuan Tujuan Marketing
Tujuan Marketing
Sebagai pola biaya marketing yang dibutuhkan untuk mendapat seorang customer rata-rata biaya Rp. 1.000.000,- dan ternyata laba higienis per customer rata-rata Rp. 2.000.000, maka biaya marketing boleh unlimited. Usaha marketing yang sudah menghasilkan ini boleh di ulangi terus selama masih menghasilkan.

Kami tidak terjebak dalam dikotomi atau pemisahan soft selling atau hard selling. Sebagai contoh: dalam marketing revolusion kami tidak menolak pedoman "Mengingatkan/Brandng/Soft selling ini. Hanya saja saya lebih suka memakai Publisitas, Pres Release, Public Relation untuk menghasilkan Branding?Awarness daripada iklan. Publisitas (melakukan perbuatan absurd positif yang layak berita) sehingga mass media dengan sukarela memuat gosip jauh lebih murah dibanding iklan. Dan, bila memang perusahaan memiliki dana untuk mengingatkan sangat besar, boleh saja memakai iklan besar-besaran untuk Awarness, asal pada hasilnya penjualan meningkat. Namun saran kami, hasil penjualannya jangka waktu tertentu dari iklan hanya Mengingatkan ini di ukur tingkat penjualannya kemudian diganti dengan iklan mengingatkan yang lainnya kemudian bandngkan hasilnya.

Setelah anda mengingatkan, ditambah menunjukkan benefits yang emosional, ditutup dengan penawaran terbatas (waktu, diskon, hadiah, keuntungan) bagi yang take action. Jika demikian yang terjadi, tepat adanya. Orang ingat, sekaligus beli dan seketika itu juga efektivitas iklannya sanggup diukur.

Untuk merevolusi marketing di mana berarti terjadi peningkatan penjualan secara dramatis besar dan cepat, gunakan sebagian kecil biaya publisitas sehingga awarness meningkat, gunakan sebagian besar biaya untuk menunjukkan supaya penjualan meningkat. Juga sebab tujuan marketing berdasarkan kami ialah menukarkan nilai tambah yang ada sebanyak-banyak mungkin untuk pembeli. Maka mestinya untuk "Menukarkan kita perlu "Menawarkan..! bukan hanya "mengingatkan".

Definisi Ilmu Marketing Revolution ialah ilmu memberikan penawaran kepada sasaran market sehingga terjadi peningkatan penjualan yang berkesinambungan secara cepat dan besar.
Pokok yang Paling Penting dalam Bisnis bukan Kantor, bukan Mr. Hi Tech, bahkan Bukan Produk atau Jasa, melainkan Penawaran. Bisnis belum ada sebelum ada PENAWARAN- Mark Joyner - .

Untuk terjadi penjualan berkesinambungan niscaya syaratnya ialah baik Pembeli maupun Penual Untung. Andaika hanya penjual yang untung, namun pembeli rugi, si pembeli niscaya kapok tidak mau beli lagi. Sedangkan contohnya hanya pembeli yang untung, penjual rugi, penjual semakin usang semakin rugi dan hasilnya tidak sanggup berjualan lagi.

Tantangan dan bahasan pokok pertama ilmu marketing revolution ialah bagaimana membuat penawaran yang begitu menarik dan sanggup dipercaya, sehingga calon pembeli akan berkata kepada diri sendiri, "Saya goblok kalau tidak mau beli", atau "Saya beruntung sekali jikalau sanggup beli".

Tantangan dan bahasan pokok kedua Ilmu marketing Revolution ialah bagaimana memberikan penawaran yang begitu menarik dan sanggup dipercaya kepada calon pembeli yang tepat. Misalnya, Anda menunjukkan Mercedes Benz S-Class dengan harga sangat murah, 50% di bawah harga pasar dan masih berhadian 2 bangku pijat Osim senilai 100jt sekaligus sekaligus tukang pijatnya dan anda menunjukkan pada pengemis di pinggir jalan, sanggup jadi yang bersangkutan hanya tertawa. Namun contohnya pengemis ini berjiwa pengusaha atau pernah ikut seminar atau ikut membaca artikel ini, kemungkinan beliau ialah calon pembeli yang tepat. Karena beliau kan melaksanakan praktik makelar.


Dalam membangun bisnis, diharapkan perencanaan yang matang dan administrasi yang baik supaya bisnis yang dijalankan sanggup berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Banyaknya bisnis yang gagal sebab tidak adanya manejemen yang baik dari pelaku usaha, khususnya dalam mengatur keuangan dan karyawan. Faktor lain yang menjadikan bisnis macet ditengah jalan ialah tidak adanya strategi marketing yang direncanakan atau taktik yang dibangun justru tidak berjalan semestinya. Segala hal yang menghambat jalannya bisnis seharusnya sanggup di diselesaikan dengan baik oleh pelaku bisnis walau banyak yang terjadi di lapangan tidak demikian.

Sistem perencanaan bisnis meliputi banyak sekali aspek, mulai dari administrasi keuangan, produksi, pengembangan produk, ekspansi bisnis. Namun yang terpenting dari itu semua ialah produk yang kita hasilkan sanggup diketahui masyarakat secara luas. Jika sistem perencanaan bisnis telah berjalan dengan baik, namun tehnik pemasaran produk masih berjalan ditempat, maka lambat laun bisnis akan gulung tikar. Setiap perusahaan yang gres atau sedang berjalan selalu membutuhkan marketer-marketer di dalamnya. Strategi marketing dalam perusahaan faktor penentu keberhasilan perusahaan tersebut.


Think & Sucsees!
----------------------------------
------Inspirasi Sukses-----------------

Related Posts

0 komentar:

Post a Comment